Manggis – The secret
Selama ini buah manggis mungkin sudah dikenal segala
kalangan yang ada di indonesia. Buah ini berasa manis kemasaman saat sudah
masak. Kulitnya cukup tebal. Buah ini bisa dideteksi jika sudah masak maka
kulitnya akan sedikit lembek daripada saat masih mentah. Bila ditekan kulit
manggis akan masuk kedalam, kalau masih mentah masih keras.
Manggis hanya bisa dimakan saat buahnya memang benar-benar
masak. Jangan mencoba makan manggis yang masih mentah karena rasa dari manggis
ini sangat berbeda jika masak, rasanya pahit. Ternyata penilitian baru-baru ini
memiliki kandungan anti oksidan yang sangat tinggi sehingga baik bagi
kesehatan. Banyak macam produk pil dari kulit manggis (ada kabar gembira untuk
kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya – iklan). Tetapi kalau ingin buat
sendiri dengan diblender juga bisa asal tahu dosisnya karena cukup bahaya jika
kebanyakan.
Disini tidak akan dibahas apa itu manggis, dari mana asalnya
dan manfaatnya apa. Jika pembaca beranggapan seperti itu maka anggapan anda
kurang tepat. Disini akan dibahas tentang sebuah rasia yang lebih dalam dari
itu. Lebih tajam daripada silet dan lebih tumpul dari sebalok kayu.
Ada pepatah mengatakan “becik
ketitik, ala ketara – kebajikan dan kesalahan pasti terungkap”, pepatah ini
dilambangkan oleh buah manggis. Bisakah anda menebak berapa jumlah isi dari
buah manggis. Pastinya bisa, karena ada pola seperti bunga di ujung buahnya. Jumlah
kelopak yang ada itu melambangkan jumlah isi dari buah manggis itu sendiri. Sehingga
jika kita ingin manggis berisi lima, kita tinggal cari manggis dengan pola 5
kelopak. Gampang sekali bukan. Semua ini mengajarkan kita sebuah kejujuran itu
harus dari luar dan dalam. Saat ini banyak orang menyakinkan orang lain bahwa
dirinya jujur, tetapi di dalam dirinya entah bagaimana aslinya.
Kejujuran itu penting jangan hanya di luar saja tetapi di
dalam juga. Kejujuran menciptakan masyarakat yang kokoh tanpa ada kecurangan,
damai tanpa permusuhan. Mari kita ciptakan sebuah kejujuran seperti pola buah
manggis dengan jumlah isi manggis. Tetapi apabila berubah 100% itu sulit
berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya itu tidak salah, lebih baik
daripada tidak merubahnya.
“Manggis, sang guru
kejujuran”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar