Sabtu, 20 Mei 2017

Batas abad

Masih saja dalam anganku, 100 tahun hanya sebatas perpindahan siang ke sore. Atau malah secepat kabut pagi yang hilang terusir oleh matahari. Perjalanan yang Tak Ada ujungnya pada pengakhiran hayat ini. Kapan selesainya sebuah perjalanan ini? Entahlah Tak Ada kucing pun tahu bahwa aku mungkin jadi moyangnya.

Alur hidupku telah diatur tak mengikuti zaman yang Ada. Beda sekali kucing jalanan yg di pinggir warung Padang atau penjual mie ayam, apalagi kicking rumahan yg nasibnya sial dibuang majikannya. Aku lebih sial, paling sial. Gara-gara ramuan itu. Ramuan yg paling kejam seabad masa, atau penyihir pun lari terbirit2 mendengarnya. Tapi dengan enaknya aku menelannya dengan santainya ibarat bir dari kalangan manusia.

Rasanya ingatanku telah kembali sempurna. Setelah seratus tahun ini untaian untaian memori dalam otakku telah kembali hampir seratus persen. Aneh sekali aku tak pikun dengan usiaku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar